Masalah atau issu dalam penggunaan strategi endorsement adalah standarisasi internasional. Beberapa contoh menunjukkan bahwa saat nama-nama merek terendors dibakukan di berbagai negara, maka merek endorser bisa berbeda.
Ada beberapa merek es krim dari Unilever, misalnya. Merek Carte d’Or, Magnum, Solero dan Viennetta memiliki level standarisasi yang sangat tinggi di berbagai negara. Namun, nama endorser yang dipakai Unilever untuk merek-merek es krim ini bervariasi di berbagai negara (lihat Tabel).
Tabel Nama merek endorser Unilever untuk es krim
Aigida: Bulgaria, Yunani, Italia, Polandia, Rumania, Rusia, Ceko, Slovakia, Turki Bresier: Bolivia, Chili, Uruguay Bryers: Amerika, Kanada Eskimo: Austria, Hungaria Frigo: Spanyol Frisko: Denmark GB (Glace Bolaget): Finlandia, Norwegia, Swedia Good Humor: Amerika, Kanada HB (Hughes Brothers): Irlandia |
Langness: Jerman Miko: Perancis Ola: Belgia, Belanda, Afrika Selatan Olá: Portugal Pierrot-Lusso: Swiss Streets: Australia, Selandia Baru Tio Rico: Kolumbia, Venezuela Wall’s: Asia, El Salvador, Guatemala, Saudi Arabia, Inggris |
Karena dalam strategi endorsement, produk baru diberi nama merek unik dan karenanya mampu menciptakan identitas diri, maka perusahaan bisa menarik konsumen di luar franchise konsumen lama. Memang, jika perusahaan ingin menarik konsumen selain konsumen dalam franchise konsumennya saat itu, maka strategi endorsement dinilai lebih cocok dalam mencapai tujuan ini ketimbang strategi ekstensi. Bagaimanapun juga, extended product membawa nama produk induknya, sehingga lebih sulit untuk dipisahkan dalam pemasaran dan komunikasinya.
1 Komentar
Comments RSS TrackBack Identifier URI
kalo digabungin, jadi?? WALL STREET dong.. 😛
Billy K.
iamthebilly.wordpress.com
bersambung.wordpress.com