Iklan subliminal membujuk pikiran bawah sadar pelanggan

Banyak orang percaya bahwa konsumen dapat dipengaruhi pada tingkat ‘bawah sadar’ bahkan tingkat ‘tidak sadar’ dengan iklan “subliminal”. Iklan subliminal mampu mempengaruhi perilaku konsumen tanpa konsumen menyadarinya. Contoh klasik uji percobaan iklan subliminal adalah tayangan kilat pesan seperti

jessica rabbit

jessica rabbit

“makanlah popcorn” atau “minumlah Coca-Cola” yang diselipkan dalam sebuah film  di bioskop New Jersey.  Tayangan ini begitu cepatnya sehingga tak dapat ditangkap  pikiran ‘sadar’.  Pendekatan itu dipakai dalam media film yang kemudian memicu timbulnya polemik di publik  sehingga iklan subliminal kini dianggap illegal di banyak negara.

 

 Beberapa eksperimen mencoba mengulangi namun efektiftivitasnya masih diragukan.

Contoh terbaru dilaporkan Reuters tahun 1994. Para staf Walt Disney berwajah merah mencoba menjawab pertanyaan: “Siapa yang menelanjangi Jessica Rabbit?” dengan menambahkan tiga gambar ekstra (menggambarkan Jessica telanjang) yang ditayangkan dalam film Who Framed Rogger Rabbit  dalam versi laserdisk. Normalnya, 20 gambar tiap detik tidak dapat ditangkap secara ‘sadar’ tetapi bisa ditangkap bila ditayangkan per gambar.

Citra subliminal juga bisa diselipkan pada gambar-gambar iklan, dengan cara tersembunyi, misalnya kata SEX dalam balok es yang ada dalam segelas wiski.  Tayangan tersamar ini dicerap dan diproses secara tidak sadar, menembus benak konsumen tanpa rintangan dari SuperEgo. Pesan-pesan subliminal ini mampu menancapkan pengaruh yang sangat kuat pada perilaku tanpa mereka sadar sedang dimanipulasi.

Namun, riset baru-baru ini tidak mendukung pandangan ini. Percobaan film di New Jersey  kembali diragukan. Memang muskil pengiklan bisa mempengaruhi konsumen tanpa disadari semacam itu, namun walau seandainya iklan subliminal memang sungguh-sungguh berfungsi, hal ini bisa memicu kontroversi etis-tidaknya iklan sejenis ini. Pesan-pesan subliminal yang katakanlah mampu mendorong kita agar membeli merek kacang tertentu jelas akan dianggap buruk, apalagi pesan subliminal “Pilihlah saya”  waktu pemilihan umum?

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar