Strategi Merek Monolitik dan Dualitik

Perusahaan yang memilih strategi merek monolitik memakai satu nama merek dan satu style visual pada kelompok produk atau kategori produk yang berbeda-beda. Contohnya adalah Philips (lampu, TV, CD player) dan Yamaha (sepeda motor, piano).  Merek dalam hal ini disebut sebagai ‘family brand’ atau ‘umbrella brand’.

              Dalam strategi merek dualitik, perusahaan memakai dua nama merek untuk produk yang sama: satu nama merek bersama (biasanya nama perusahaan) dan satu nama merek untuk masing-masing produk. Ada dua alternatif yang mungkin dijumpai dalam strategi merek dualitik:

  1. Nama merek individual merupakan ekstensi lini produk dari nama merek bersama (ekstensi lini produk bisa terdiri dari huruf atau angka).
  2. Nama merek individual didukung dengan penambahan nama merek bersama (endorsement). Misalnya nama Wing Food dipakai dalam produk mie Sedaap.

Pada opsi pertama, perluasan atau ekstensi terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang tidak bisa diucapkan sebagai kata (disebut sebagai ekstensi alfanumerik, misalnya IBM PS/2 dan Honda CRV) atau kombinasi yang bisa diucapkan sebagai kata (misalnya IBM Aptiva atau Honda Jazz). Riset mendapati bahwa konsumen mengasosiasikan nama merek berekstensi alfanumerik sebagai produk teknologi.

            Umumnya, ekstensi lini produk dipakai untuk barang-barang tahan lama atau durable, selain itu pemasar menetapkan bagi produk-produk di bawah satu nama merek (bersama) rentang harga tertentu. Strategi endorsement dipakai baik untuk barang-barang durable maupun produk konsumen. Contoh strategi endorsement untuk barang durable adalah untuk General Motors (GM), yang hingga sekarang, memberi endorsement pada merek-merek mobil seperti Cadilac, Chevrolet, Geo, GMC, Oldsmobile, Pontiac dan Saturn. Situasi dalam endorsement adalah nama merek yang sama punya nilai yang sangat tinggi di mata konsumen.

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar